Zonaaktual.id, Boalemo – Pulo Cinta, destinasi wisata unggulan yang sempat mengharumkan nama Kabupaten Boalemo di mata dunia, kini tinggal kenangan.
Pulau eksotis yang dulu dikenal karena resort terapung berbentuk hati ini, kini hanya menyisakan tiang-tiang penyangga yang menjulang di atas laut.
Kondisi memprihatinkan ini disebabkan oleh cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hantaman angin kencang dan gelombang tinggi merusak hampir seluruh infrastruktur resort yang berdiri di atas laut Teluk Tomini.
Menurut Ketua Boalemo Diving Club, Roy Syawal, sejak kerusakan itu terjadi, tidak ada lagi aktivitas wisata di lokasi tersebut.
Pada 2022, bangunan yang tersisa pun hilang sepenuhnya, menjadikan Pulo Cinta benar-benar kosong dan tak beroperasi hingga kini.
“Sudah tidak ada lagi bangunan yang tersisa, hanya tinggal pulaunya saja,” ungkap Roy.
Kini, pulau tersebut hanya menjadi tempat beristirahat bagi para nelayan yang melaut.
Kondisi ini sangat kontras dengan kejayaan Pulo Cinta beberapa tahun silam, saat pulau itu dipenuhi wisatawan domestik dan mancanegara.
Resort berbentuk hati yang berdiri di atas air menjadikan Boalemo terkenal di kancah pariwisata nasional maupun internasional.
Namun harapan baru mulai muncul. Jumat (18/4/2025), sekelompok investor datang meninjau langsung Pulo Cinta untuk melihat potensi revitalisasi dan pembangunan ulang destinasi tersebut.
Mereka membawa konsep baru yang memadukan unsur budaya Gorontalo dalam desain dan pengelolaan kawasan wisata.
Salah satu konsep utamanya adalah pembangunan rumah khas Gorontalo di tengah pulau serta penyajian kuliner tradisional.
“Kami ingin menjadikan Pulo Cinta sebagai tempat yang tak hanya menonjolkan alamnya, tetapi juga budaya Gorontalo,” ujar Stevany Angelina, salah satu anggota tim investor.
Tak hanya desain, para investor juga telah menghitung estimasi biaya pembangunan ulang.
Roby Saputra memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk membangkitkan kembali Pulo Cinta berada di kisaran Rp10 hingga Rp12 miliar.
Ia menambahkan, proses pembangunan diperkirakan membutuhkan waktu antara lima hingga delapan bulan.
Meski demikian, tim mereka masih akan melakukan kajian lebih lanjut terutama dari sisi struktur dan ketahanan bangunan.
“Fokus utama kami adalah memastikan bangunan yang dibangun nanti bisa bertahan jika cuaca ekstrem kembali terjadi, seperti badai tahun 2021 lalu,” tegas Roby.
Sebelum meninjau langsung pulau, para investor terlebih dahulu bertemu dengan Bupati Boalemo, Rum Pagau, guna menyampaikan rencana mereka.
Juru Bicara Bupati, Paris Djafar mengatakan, pemerintah daerah sangat terbuka terhadap investasi yang berorientasi pada pembangunan pariwisata daerah.
“Pak Bupati menyambut baik inisiatif ini, namun tentu akan didalami lagi komitmen dan keseriusan investor agar Pulo Cinta bisa kembali berjaya,” kata Paris.
Pulo Cinta menyimpan banyak cerita kejayaan. Kini, meski hanya tersisa tiang-tiang tua di atas laut, harapan untuk mengembalikannya menjadi destinasi kelas dunia kembali muncul.
Dengan konsep baru dan perhatian terhadap daya tahan struktur, upaya pembangunan kembali Pulo Cinta menjadi simbol kebangkitan pariwisata Boalemo pun bukan lagi sekadar mimpi.