Zonaaktual.id, Boalemo – Di tengah fluktuasi harga kebutuhan dapur yang kerap berubah, seorang pedagang di Dusun II, Desa Mohungo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, justru memilih langkah berbeda.
Zulfahrizal Uno, pedagang lokal, tetap menjual bawang merah seharga Rp50 ribu per kilogram, sama dengan harga pasar tradisional, tanpa ada kenaikan sedikit pun.
Konsistensi Zulfahrizal ini membuatnya menjadi pilihan alternatif bagi warga sekitar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski tidak berjualan di pasar tradisional, ia mampu menjaga harga stabil sekaligus menawarkan layanan tambahan berupa pesan antar.
“Kalau di pasar harganya Rp50 ribu per kilo, saya juga jual sama. Tidak saya naikkan, karena saya tahu ini kebutuhan pokok masyarakat,” ujar Zulfahrizal saat ditemui awak media, Senin (15/9/2025).
Baginya, berjualan tidak melulu soal mencari untung besar.
Ia menganggap menjaga harga stabil adalah bentuk kepedulian terhadap warga, terutama ibu rumah tangga yang setiap hari membutuhkan bawang merah untuk memasak.
“Bawang merah itu kebutuhan wajib. Kalau saya naikkan harga, kasihan pembeli. Mereka sudah terbebani kebutuhan lain, jangan ditambah lagi dengan harga bawang yang mahal,” imbuhnya.
Tidak berhenti di situ, Zulfahrizal juga menghadirkan layanan pesan antar.
Cukup dengan telepon atau WhatsApp, bawang merah bisa langsung sampai di rumah warga tanpa harus keluar, dengan menghubungi nomor telepon 0819-3521-2181.
Untuk biaya antar, ia hanya mematok ongkos kecil. Jika jarak pengiriman dekat, ongkos kirim hanya Rp3 ribu rupiah.
Sementara untuk jarak lebih jauh, ongkosnya Rp5 ribu.
“Kalau dekat, ongkosnya Rp3 ribu saja. Kalau agak jauh, paling Rp5 ribu. Tidak mahal, yang penting bisa memudahkan warga,” jelas Zulfahrizal.
Layanan ini ternyata mendapat respons positif. Banyak pelanggan, terutama ibu rumah tangga, merasa terbantu karena tidak perlu lagi repot pergi ke pasar, apalagi saat cuaca buruk.
“Kalau musim hujan, orang malas keluar. Jadi tinggal hubungi saya, barangnya langsung saya antar. Mereka puas, saya juga senang,” ujarnya dengan senyum.
Di tengah kondisi harga pangan yang kerap naik turun, Zulfahrizal menjadi sosok yang konsisten menjaga harga tetap setara dengan pasar.
Ia tidak tergoda menaikkan harga demi keuntungan lebih besar.
“Rezeki itu sudah ada yang atur. Jadi tidak perlu harus menekan pembeli dengan menaikkan harga. Yang penting dagangan laku, masyarakat terbantu,” katanya dengan bijak.
Dengan prinsip harga stabil dan layanan antar murah, Zulfahrizal berharap keberadaannya bisa terus menjadi solusi bagi warga Desa Mohungo dan sekitarnya.
Ia pun berkomitmen untuk mempertahankan prinsip berdagangnya: murah, mudah, dan memuaskan.
“Kalau masyarakat merasa terbantu, itu sudah jadi kepuasan terbesar bagi saya. Tidak perlu muluk-muluk, yang penting bisa memberi manfaat,” tutup Zulfahrizal.