Zonaaktual.id – Ketika sebagian memilih Santai dan berdiam diri, pemuda Desa Mohungo bersama mahasiswa Kuliah Kerja Dakwah (KKD) Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) justru membuktikan diri dengan turun langsung menggalang dana demi memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Mereka yang tergabung dalam organisasi Satu Suara (Solidaritas Anak Desa Tulus dan Utuh untuk Rakyat) menolak bersikap pasif.
Sejak awal Agustus, mereka rela menyingsingkan lengan baju, menyusuri jalan, mengetuk pintu dermawan, dan menyatukan dukungan masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Semua dilakukan agar HUT Kemerdekaan tidak sekadar lewat begitu saja di tanah kelahiran mereka.
Ketua Panitia, Awi Isima, menegaskan bahwa kegiatan ini hadir dari kesadaran anak muda Mohungo untuk tidak menunggu pihak lain bergerak.
Baginya, semangat kemerdekaan hanya bisa dirasakan bila diwujudkan dalam tindakan nyata.
“Alhamdulillah, masyarakat sangat antusias mendukung. Kami tidak mau berpangku tangan. Kalau hanya menunggu, kegiatan tidak akan pernah ada. Jadi kami memilih bergerak sendiri demi kebersamaan,” ujar Awi, Minggu (17/8/2025).
Panitia merancang berbagai perlombaan rakyat yang penuh makna.
Festival Layang-Layang, Lomba Alanggaya Bulia, Panjat Pisang untuk anak-anak, hingga Tarik Tambang disiapkan untuk menghadirkan suasana riang gembira di Desa Mohungo.
Seluruh agenda dijadwalkan berlangsung pada 21 hingga 23 Agustus mendatang.
Kordes KKD UMGo, Steven Suleman, menilai sikap pemuda Mohungo patut dijadikan contoh.
Baginya, inisiatif ini merupakan bukti nyata bahwa kebersamaan akan tumbuh ketika ada yang berani mengambil langkah pertama.
“Pemuda Mohungo sudah menunjukkan jalan. Mereka tidak menunggu arahan, tidak menunggu bantuan, tapi langsung bekerja. Semangat seperti inilah yang seharusnya menjadi roh peringatan kemerdekaan,” jelas Steven.
Ia menambahkan, penggalangan dana ini bukan hanya soal uang, melainkan tentang keberanian mengambil peran.
Gerakan pemuda ini seolah menjadi tamparan halus bagi mereka yang selama ini hanya sibuk mengamati tanpa memberi kontribusi nyata.
Karena di tengah keterbatasan, para pemuda dan mahasiswa justru bisa melahirkan gagasan besar yang melibatkan masyarakat luas.
Panitia berharap, langkah mereka dapat menyadarkan bahwa perayaan kemerdekaan bukanlah tugas segelintir orang, tetapi tanggung jawab bersama.
“Kami ingin membuktikan bahwa dengan tekad, kegiatan besar bisa diwujudkan, tanpa harus menunggu siapa yang duluan bergerak,” tegas Awi.
Dengan semangat gotong royong, HUT RI ke-80 di Mohungo bukan hanya akan menjadi momen hiburan, tetapi juga simbol bahwa semangat merdeka lahir dari aksi nyata, bukan dari mereka yang memilih diam.