Zonaaktual.id, Boalemo — Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi, S.I.K., menjadi pusat perhatian usai keterlibatannya dalam penertiban tambang ilegal di wilayah Paguyaman menuai polemik.
Video perdebatan antara dirinya dengan Marten Yosi Basaur, seorang pengusaha tambang emas ilegal, viral di media sosial dan menimbulkan berbagai spekulasi.
Marten bahkan melaporkan Kapolres ke instansi tertentu, menuding adanya kekerasan dan tindakan arogan saat penertiban.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, AKBP Sigit dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Dalam keterangan resminya, ia menyatakan bahwa tidak pernah melakukan kekerasan fisik ataupun tindakan mengintimidasi sebagaimana yang dilaporkan.
“Sebenarnya saya tidak marah, cuma suara saya saja yang diperbesar. Tidak ada tindakan menghardik, tidak pula kata-kata kasar,” ujar Kapolres.
Kapolres menjelaskan bahwa tindakannya merupakan bagian dari sikap tegas dalam pembinaan anggota, bukan upaya untuk menekan masyarakat.
Ia juga menekankan bahwa semua proses yang terjadi di Mapolres saat itu terekam dalam video dan bisa dijadikan alat bukti.
“Kalau mau dicek di video, tidak ada satu pun kata kasar dari saya. Semua bisa diverifikasi,” tegasnya.
Lawan Tekanan, Lawan Mafia
Peristiwa ini bermula saat Polres Boalemo menertibkan alat berat yang beroperasi di lokasi tambang ilegal di Bantaran Sungai Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo.
Marten, sebagai pemilik alat, mencoba menggertak aparat dengan menyebut-nyebut nama petinggi Polda dan mengklaim bahwa tindakannya atas perintah atasan.
Ia bahkan menuduh Kapolres bertindak tanpa dasar dan mengaku hampir dipukul.
Namun jawaban Kapolres tak bergeming:
“Tidak ada saya mukul kamu. Saya cuma kasih tahu, jangan mengancam anggota saya. Saya menertibkan karena itu kelihatan dari jalan,” ujar Kapolres saat membantah tudingan marten pada salah satu video yang beredar
Marten juga mencoba memprovokasi dengan menyebut dirinya bekerja atas instruksi Kasubdit Tipidter Polda Gorontalo.
Namun AKBP Sigit menegaskan bahwa penertiban dilakukan berdasarkan kewenangan wilayah dan sesuai aturan hukum.
“Saya tidak ada urusan dengan Firman. Saya menertibkan karena ini wilayah saya. Kamu salah, dan saya harus bertindak.”
Sikap tegas Kapolres Boalemo pun menuai banyak respons.
Di tengah upaya Marten untuk membenturkan struktur internal kepolisian, AKBP Sigit justru tampil sebagai simbol keberanian dalam menghadapi tekanan dari oknum yang mencoba mempermainkan hukum.
Rekam Jejak Marten Yosi Basaur: Siapa Sebenarnya?
Dugaan intimidasi yang dilayangkan Marten Yosi Basaur tidak bisa dilepaskan dari rekam jejaknya yang penuh kontroversi.
Penelusuran lebih jauh menunjukkan bahwa Marten bukan sekadar pengusaha tambang, melainkan sosok yang berulang kali tersangkut masalah hukum.
Catatan kelam Marten Yosi Basaur:
- Pelaku tambang ilegal: Beroperasi tanpa izin resmi dan menyebabkan kerusakan lingkungan di Boalemo.
- Tersangka kecelakaan lalu lintas di Merauke, bahkan mangkir dari panggilan penyidik.
- Residivis pencurian: Divonis bersalah oleh PN Timika tahun 2020 dalam kasus pencurian sepeda motor.
- Tukang adu dan manipulasi: Kerap menyebut dirinya sebagai aktivis lingkungan saat mengadu ke instansi pusat, padahal terlibat dalam praktik ilegal.
Dengan rekam jejak seperti itu, tudingan yang ia lemparkan terhadap aparat justru dinilai publik sebagai upaya untuk membalikkan keadaan dan memanfaatkan celah hukum demi kepentingan pribadi.
Siap Dievaluasi, Klarifikasi Terbuka
Meski menghadapi tekanan dan tuduhan, Kapolres Boalemo menunjukkan keterbukaan terhadap evaluasi dan kritik.
Ia menegaskan siap menerima sanksi jika terbukti melakukan kesalahan dalam pelayanan kepada masyarakat.
“Kalau dalam pelayanan kepada masyarakat ada kekhilafan atau kurang profesional, saya mohon maaf. Itu pun sudah saya sampaikan langsung,” ujar Kapolres.
Sebagai bentuk akuntabilitas, klarifikasi resmi terkait peristiwa ini akan digelar pada Rabu, 4 Juni 2025, pukul 10.00 WITA.
Pihak media dipersilakan berkoordinasi dengan Humas Polda Gorontalo untuk peliputan.
“Saya pribadi siap sejak pukul 08.00 sampai 10.00. Silakan konfirmasi lebih lanjut ke Humas,” pungkasnya.
Ketika Hukum Diuji, Sosok Tegas Dibutuhkan
Apa yang terjadi di Boalemo adalah gambaran nyata ujian terhadap penegakan hukum.
Ketika oknum mencoba menyalahgunakan relasi kuasa dan institusi untuk melemahkan moral aparat, justru di situlah pentingnya sosok seperti AKBP Sigit Rahayudi berdiri di garda depan, menjaga integritas, dan tidak tunduk pada tekanan.
Pertanyaannya kini: akankah kita biarkan aparat seperti Sigit berjuang sendirian? Atau justru kita dukung, kawal, dan sebarkan kebenaran agar hukum tak bisa lagi dipermainkan oleh mafia berkedok pengusaha? (*)


 
					





 
						 
						 
						 
						